Terpesona Kota Tua Ipoh yang Menawan

Terpesona Kota Tua Ipoh yang Menawan

Community- Malaysia bukan hanya memiliki batu cave. Di situ pula terdapat kota tua menawan nan eksotis, inilah Ipoh yang jadi ibukota Kerajaan Perak. Akhir minggu memanglah waktu yang pas buat jalan- jalan ke negara jiran, terlebih sehabis penat melakukan tugas luar kota ke Batam. Tujuan aku kali ini merupakan Ipoh serta Kuala Kangsar sebab kota ini relatif tidak sering didatangi oleh turis Indonesia. 

Tidak hanya itu Ipoh populer selaku kota eks- tambang timah, semacam Kep. Babel, tetapi saat ini jadi ibukota Kerajaan Perak yang jadi bagian dari Federasi Malaysia. Dari Batam aku naik ferry mengarah Stulang Laut, kemudian ekspedisi dilanjutkan ke Halte Larkin Sentral, Johor Bahru. Dari halte inilah segala bus tujuan kota- kota besar di Malaysia diberangkatkan. 

Sesungguhnya sih mau naik kereta api, tetapi sebab tidak terdapat rute langsung ke Ipoh terpaksa aku wajib naik bus mengarah KL saat sebelum berubah kereta ke Ipoh. Dari Johor kurang lebih 5 jam ekspedisi lewat Lebuh Raya Utara Selatan( Jalur Tol Trans Semenanjung Malaya) mengarah TBS( Halte Bersepadu Selatan) di KL. Kemudian ekspedisi dilanjutkan memakai komuter ke stasiun KL Sentral saat sebelum menaiki kereta api ETS ke Ipoh. Semacam di Indonesia, tiket KA di Malaysia pula wajib dipesan jauh hari, serta sayapun bisa tiket malam hari sebab baru pesan 3 hari saat sebelum ekspedisi.

Ekspedisi diawali jam 21. 10 serta datang jam 00. 30 waktu setempat di stasiun Ipoh. Gerbongnya sendiri agak mirip Kereta Premium Ekonomi KAI, tetapi terbuat semacam kereta komuter jarak jauh, jadi tidak terdapat loko tertentu melainkan memakai tenaga listrik buat menghela kereta. Modelnya mirip Shinkansen tetapi kecepatannya optimal sampai 140 kilometer per jam sebab keadaan rel serta jalan yang dilalui tidak nyaman buat kecepatan lebih dari itu. 

Setiba di Ipoh aku langsung kagum dengan bangunan stasiun tua yang masih dipertahankan, mirip semacam stasiun Gubeng. Bangunan ini dibentuk pada masa penjajahan Inggris dari tahun 1914 sampai 1917. Dijuluki selaku Taj Mahal oleh penduduk lokal sebab wujudnya yang mirip ikon wisata India tersebut. Di depan stasiun pula ada bangunan tua Dewan Bandaraya Ipoh. Ini semacam gedung pertemuan ataupun aula buat menyelenggarakan kegiatan besar semacam perkawinan ataupun konferensi. 

Awal mulanya bangunan ini didirikan selaku kantor pos oleh arsitek yang sama dengan pembangun stasiun kereta api Ipoh, A. B. Hubback pada tahun 1914- 1916. Bersamaan pertumbuhan era, guna bangunan ini berganti jadi kantor polisi, saat sebelum kesimpulannya jadi aula, tercantum dikala Kongres Parti Kebangsaan Melayu tahun 1945. Aku sendiri menginap tidak jauh dari stasiun, tepatnya di jantung kota tua Ipoh. Besok paginya aku mulai menyusuri kota tua sembari menikmati kopi pagi di suatu kedai. 

Uniknya kedai- kedai kopi yang terhampar di zona kota tua pelanggannya nyaris seluruh keturuan Tionghoa, tercantum pemiliknya. Aku sendiri jadi agak risih sebab salah satunya tamu berkulit sawo matang, serta cuma terdapat satu 2 wisatawan asing bule di dalamnya. Semacam Penang serta Malaka, kota tua Ipoh relatif masih terpelihara dengan baik, hampir tidak terdapat pergantian wujud bangunan kecuali papan nama serta sebagian pernak- pernik yang melekat pada bangunan. 

Aku pula baru ketahui nyatanya kedai kopi populer Old Town White Coffee berasal dari sini, serta sayapun tidak menyia- nyiakan peluang buat menikmati kopi lagi sehabis berkelana kota tua. Tidak hanya bangunan pertokoan, ada pula bangunan tua sekolah St. Michel serta Masjid India yang terletak berdekatan, pas di depan alun- alun kota ataupun diucap Padang Ipoh. 

Hampir tidak terdapat bangunan baru di kawasan kota tua, kecuali sebagian hotel serta perkantoran yang diizinkan buat dipugar jadi bangunan modern. Saat sebelum kembali ke penginapan, aku luangkan mampir di Tugu Peringatan Birch buat mengenang Residen awal Inggris buat Ipoh, James W. W. Birch yang terbunuh dalam perang melawan Kesultanan Perak. Tugu ini terletak persis di balik bangunan Dewan Bandaraya Ipoh serta di sebelahnya ada medan selera alias food court. 

Ipoh pula diketahui hendak muralnya, tetapi aku tidak pernah memandang segala mural yang terhampar di dinding- dinding bangunan tua. Cuma sebagian mural saja yang pernah aku ambil sketsanya sebab kebetulan dilewati dikala berkelana kota tua. Sehabis dekat 3 jam berkelana kota tua, aku kembali ke penginapan buat besiap- siap check out mengarah Kuala Kangsar. 

Dari penginapan aku berangkat ke halte Medan Kidd yang posisinya tidak jauh dari stasiun Ipoh buat menunggu bus tujuan Kuala Kangsar. Demikianlah beberapa tempat menarik di Ipoh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desain Podium Minimalis: Kesederhanaan dalam Presentasi Kompetitif

Pajak Minimum Alternatif Mungkin Mengintai Anda!